Sabtu, 10 Desember 2011

legenda wisata tilangnga'


Berjarak sekira 9 kilometer dari kota Makale, ibu kota Tana Toraja, tepatnya dikelurahan Sarira kecamatan Makale Utara diperbatasan Toraja Utara,
Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disbudpar) Tana Toraja (Tator), Lexsianus Lintin saat dikonfirmasi kabar-toraja.com, Jumat (11/3/11) pekan lalu menuturkan,   ibu dan anak yang melanggar adat dengan mengumpat atau berkata sombong ditelaga suci, Tilangnga'. Cucian belum selesai tiba-tiba hujan turun dengan derasnya disertai petir. Bergegas keduanya berteduh masuk ke dalam goa.
Cerita legenda dipermandian alam itu menyiratkan kuatnya mitos bagi pelanggar adat, sebelum ibu dan anak bertobat, kutukan datang dari tuhan mengubah keduanya menjadi batu. Kini, cerita itu menjadi legenda menarik dan unik di permandian telaga Tilangnga'.
Sekaligus sebagai daya tarik bagi para pengunjung yang ingin melihat patung. Sembari mandi menikmati kesejukan dan beningnya air telaga. Didasar telaga, banyak hidup ikan lele maupun belut se-ukuran paha manusia dewasa. Hewan-hewan ini tidak boleh diganggu, apalagi dipancing karena akan membawa bahaya bila dilanggar, kata Lexianus.
Perlu diketahui, besarnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah Tana Toraja pada sektor pariwisata tahun 2010 lalu, retribusi terbanyak dari obyek wisata Tilangnga,' menyusul Lemo, Kambira dan Swaya.
"Perayaan Lovely Desember turut meningkatkan income dari sektor pariwisata karena naiknya jumlah pengunjung baik dari wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus), imbuh Lexianus.
Kepala Seksi Pariwisata Tator, Ludia, menambahkan, kunjungan wisman ke Tilangnga' dari Januari hingga Desember 2009 lalu mencapai 291 dan wisnus capai 2.672, dengan pendapatan retribusi wisman Rp.700.000, dan wisman Rp.1.850.000.
Lebih jauh, obyek pariwisata Tilangnga', imbuh Ludia, dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) berdasarkan SK Bupati No.213/lX/1988 tanggal 12 September 1988. Seperti obyek wisata lainnya, yang sangat berpengaruh pada pendapatan masyarakat sekitar. Membuka lapangan kerja, memicu perdagangan kerajinan tangan rakyat. Tak ketinggalan jasa transportasi termasuk pemandu pariwisata maupun penginapan serta suvenir, urai Ludia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar