Adapun tingkatan upacara Rambu Tuka' dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut :
1) Kapuran Pangngan
yaitu suatu cara dengan hanya menyajikan Sirih Pinang sementara
menghajatkan sesuatu yang kelak akan dilaksanakan dengan kurban – kurban
persembahan.
2) Piong Sanglampa,
yaitu suatu cara dengan menyajikan satu batang lemang dalam bambu dan
disajikan di suatu tempat atau padang/pematang atau persimpangan jalan yang maksudnya sebagai tanda bahwa dalam waktu yang dekat manusia akan mengadakan kurban persembahan.
3) Ma’pallin atau Manglika’ Biang, yaitu
suatu cara dengan kurban persembahan satu ekor ayam yang maksudnya
mengakui semua kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia yang akan
melakukan kurban persembahan selanjutnya.
4) Ma’tadoran atau Menammu,
yaitu suatu cara dengan mengadakan kurban persembahan satu ekor ayam
atau seekor babi yang ditujukan kepada pemujaan Deata – Deata terutama
bagi Deata yang menguasai daerah tempat mengadakan kurban persembahan
itu. Ma’tadoran juga dilakukan jika melaksanakan upacara Pengakuan Dosa
yang disebut Mangaku–aku.
5) Ma’pakande Deata do Banua
(mengadakan kurban persembahan di atas Tongkonan). Nama Upacara ini
berbeda di tiap daerah adat tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama yaitu dengan kurban persembahan seekor babi atau lebih sesuai
dengan ketentuan dari masing-masing daerah adat. Uapcara ini
dilaksanakan di atas Tongkonan karena Tongkonan sebagai tempat hidup
manusia yang mengadakan
kurban persembahan dan tujuannya memohon berkat atau bersyukur atas
kehidupan dari Sang Pemelihara atau Deata-Deata dan juga sebagai tempat
menghajatkan kurban persembahan. Ada daerah adat yang menyebut upacara
ini sebagai Ma’parekke Para.
6) Ma’pakande Deata diong padang
(mengadakan upacara di halaman Tongkonan), yaitu upacara kurban seekor
babi atau lebih yang dilaksanakan di halaman Tongkonan dari orang yang
mengadakan upacara. Tujuan upacara ini adalah memohon kepada
Deata-Deata supaya memberkati seluruh tempat atau Tongkonan tempat orang
merencanakan dan mengusahakan kurban persembahan seterusnya serta
tempat mendirikan Tongkonan. Ada daerah adat yang menamakannya sebagai Ma’tete Ao’.
7) Massura’ Tallang
adalah upacara yang dilaksanakan setelah selesai melaksanakan tingkatan
upacara yang lebih rendah seperti tersebut di atas. Upacara ini
dilaksanakan di depan Tongkonan agak sebelah timur. Upacara Massura’
Tallang merupakan upacara persembahan paling tinggi kepada Deata-Deata
sebagai Sang Pemelihara dengan kurban beberapa ekor babi, dimana
sebagian untuk persembahan dan sebagian lagi untuk dibagikan menurut
adat kepada masyarakat dan orang yang menghadiri upacara tersebut
utamanya kepada petugas adat dan agama Aluk Todolo. Upacara Massura’
Tallang ini dapat dilakukan oleh seluruh keluarga dari satu rumpun
keluarga atau boleh juga satu keluarga dalam mensyukuri kebahagiaan
keluarga itu, dimana dalam pembacaan Doa dan Mantra Sajian Kurban telah
diungkapkan pula keagungan dan kebesaran Puang Matua. Oleh karena itu,
upacara Massura’ Tallang berfungsi sebagai upacara pengucapan syukur
karena keberkatan dan upacara penahbisan atau pelantikan arwah leluhur
yang diupacarakan dengan upacara pemakaman Dibatang atau Didoya Tedong. Dengan selesainya upacara
ini, maka arwah dari leluhur secara resmi menjadi Setengah Deata yang
disebut Tomembali Puang (Sang Pengawas atau Pemberi Berkat manusia
turunannya). Upacara demikian disebut Manganta’ Pembalikan Tomate,
dan disebut demikian karena pada upacara ini diaturkan dekorasi hias
bermacam-macam pakaian dan perhiasan sebagai lambang dan perlengkapan
hidup dari sang leluhur di alam baka.
8) Merok, yaitu
upacara pemujaan kepada Puang Matua sebagai upacara pemujaan yang
tinggi dengan kurban Kerbau, Babi dan ayam. Pada upacara ini nama Puang
Matua yang selalu jadi pokok ungkapan dalam pembacaan mantra dan doa.
Kerbau yang dikurbankan pada upacara Merok ini adalah kerbau hitam
(Tedong Pudu’), karena tidak boleh menyajikan kurban kerbau yang
memiliki bintik putih yang dianggap sebagai kerbau yang cacat. Sebelum
kerbau ini dikurbankan dengan menggunakan Tombak (Dirok), terlebih dulu
kerbau ini Disurak (didoakan dalam suatu ungkapan hymne yang isinya
menceritakan kemuliaan Puang Matua dan segala ciptaannya serta kehidupan
manusia dan mengutuk pula perbuatan yang tidak baik dari manusia yang
disyaratkan dengan pernyataan melalui kurban kerbau tersebut). Dan
pelaksanaan pembacaan hymne semalam suntuk oleh Tominaa disebut Massurak Tedong atau Massomba Tedong, yang mana dalam Massomba Tedong ini diungkapkan tujuan dari keluarga mengadakan upacara Merok.
Adapun maksud dari upacara Merok ini adalah :
- Merok karena keberkatan
- Merok
untuk pelantikan atau peresmian arwah seorang leluhur menjadi Tomembali
Puang yang upacara pemakamannya dilakukan dengan upacara Rapasan oleh
Kasta Tana’ Bulaan. Upacara ini disebut Merok Pembalikan Tomate.
- Merok
dalam hubungan dengan selesainya pembangunan Tongkonan yang disebut
Merok Mangrara Banua, dan upacara ini hanya bagi Tongkonan yang berkuasa
seperti Tongkonan Layuk atau Tongkonan Pesio’ Aluk. Pada upacara ini
banyak babi yang dikurbankan yang sebagian dibagikan secara adat. Ada
beberapa daerah adat yang menyebut upacara ini dengan Ma’bate.
9) Ma’bua’ atau La’pa,
yaitu suatu tingkatan upacara Rambu Tuka' yang paling tinggi dalam Aluk
Todolo. Upacara ini dilaksanakan setelah menyelesaikan semua
upacara-upacara yang terbengkalai oleh keluarga atau daerah yang
mengadakan upacara Ma’bua’ tersebut. Hal ini karena upacara Ma’bua’
adalah upacara untuk mengakhiri seluruh upacara apapun dalam mensyukuri
seluruh kehidupan dan mengharapkan berkat serta perlindungan dari Puang
Matua, Deata-deata, dan Tomembali Puang.
Upacara
Ma’bua’ juga sebagai ungkapan syukur atas hewan ternak, tanaman dan
kehidupan manusia. Pada upacara Ma’bua’ atau La’pa, Puang Matua dipuja
dan dieluk-elukkan dengan beragam lagu dan tari yang memang khusus
diadakan untuk upacara Ma’bua’ tersebut.
Pada
upacara Ma’bua’ diadakan kurban persembahan kerbau sebagai kurban
persembahan utama yang jumlahnya bermacam-macam menurut ketentuan Lesoan
Aluk Tananan Bua’ tergantung pada masing-masing daerah adat atau
tergantung pada kemampuan keluarga. Ada kalanya Ma’bua’ ini diikuti oleh
satu daerah adat atau kelompok adat jika upacara ini menyangkut seluruh
masyarakat satu daerah serta keselamatan seluruh kehidupan dan disebut
sebagai Bua’ kasalle atau La’pa Kasalle (Bua’=perbuatan,
la’pa=kelepasan, kasalle=besar).
Upacara
Ma’bua’ ini adalah pusat dari semua upacara serta puncak dari semua
upacara dalam Aluk Todolo yang juga merupakan dasar pembagian daerah
adat Tondok Lepongan Bulan menjadi 3 daerah adat besar berdasarkan
Lesoan aluk tananan Bua’.
Casino Restaurants Near Bryson City NC - Mapyro
BalasHapusVisit our 경상남도 출장샵 mapyro to find 전라남도 출장마사지 out if Casino 세종특별자치 출장샵 Restaurants & Bars are 구리 출장마사지 near Bryson City NC, TN. Use the map 파주 출장안마 to see places and find the closest casinos.